Perlombaan Perkutut di Ngawi

Jejakpetualang.id – Perlombaan Perkutut di Ngawi, Perkutut dan budaya Jawa seperti sudah menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bagi masyarakat Jawa. burung perkutut dianggap sebagai warisan dari para leluhur burung yang dulunya merupakan hewan peliharaan bagi kaum priyayi atau bangsawan. Berikut ulasan perlombaan perkutut dan Sejarah Kampung Perkutut Ngawi Jawa Timur.

Table of Contents

Sejarah Kampung Perkutut 

Kini sudah dapat dinikmati seluruh kalangan selain dinilai sebagai burung pembawa keberuntungan bagi para penggiat perkutut Burung ini memiliki kicau yang dapat diadu dalam perlombaan.

perlombaan perkutut

Di kampung perkutut Desa plang Lor ini, masyarakatnya masih rutin mengadakan perlombaan perkutut, dan tentunya Saya mau ikut kegiatannya juga. ikuti jejak saya Jejak Petualang.

perlombaan perkutut menjadi salah satu cara menjaga kelestarian budaya Jawa adu kicau perkutut atau biasa disebut manggung. dilaksanakan di lapangan dengan tiang yang terpasang tinggi atau gantangan untuk mengaitkan sangkar.

Perlombaan Perkutut

Nah jadi sebelum perlombaan perkutut ada kegiatan ngecas ngecas itu perkututnya di gantungan kegantengan. Terus dilihat apakah mereka sudah beradaptasi kalau mereka udah beradaptasi tandanya mereka mau berkicau.

perlombaan perkutut

udah nyaman Tuh Di Situ dan penilaiannya ternyata di sini ada juri-jurinya dan waktu pencurian harus Hening semua supaya kita bisa melihat dan mendengar perkutut mana yang bergerak mengeluarkan kicauan berkutut.

yang siap dilombakan harus dilatih secara rutin di gantangan seperti ini agar terbiasa dan dapat berkicau dengan leluasa.

persiapan untuk event Perang Bintang dimulai, dalam perlombaan perkutut ini yang dinilai adalah Jumlah ketukan kicauannya semakin banyak burung berkicau semakin besar kemungkinan memenangkan lomba.

sekali karena kita bisa mendengar kicauan burungnya untuk dipancing juga ada suara-suara siulan suara burung. suasana Hening serta mata Jelly menjadi syarat wajib bagi juri perlombaan perkutut setiap juri menilai 5 burung sekaligus dan harus bisa membedakan Dari mana suara kicauan berasal.

nah biasanya perlombaan itu dilakukan selama 30 menit dan kedengaran tuh mana kicauannya yang paling bagus dan kencang dan penilaiannya dan ini nih satu ketukan artinya warna hijau ini Angka Satu kalau udah 10 jadi kuning nanti kalau 10 nya udah 5 jadi 50 kan ganti lagi warna orange yang paling tinggi ini yang ada benderanya angka 100.

perlombaan perkutut

Oh ini dah Kelihatan nih perkutut maneh yang paling banyak ketukannya semakin bagus kualitas perkutut semakin stabil pula jumlah ketukan yang dikeluarkan dalam perlombaan ini burung berkualitas bagus rata-rata dapat menghasilkan 200 sampai 700 ketukan suara setiap sesinya.

Sudah selesai nomor berapa nih Mas yang paling banyak kicauannya Paling banyak nomor 23 dari awal 185 185, nih paling banyak tapi menurut saya jadi juri Emang susah banget mungkin karena saya belum tahu ya, Dan karakteristiknya kita bisa melihat mereka berkicau dengan baik itu dari gerakan ekor ya Mas gerakan ekor sama kelihatan dari gerakan lehernya.

saya mah nggak tahu nih saya nih bantuin masak londo aja jadi asistennya, melalui perlombaan seperti ini rasa kekeluargaan antar penggiat perkutut makin terasa nilai ekonomis burung yang masih berkerabat dengan merpati ini juga mampu menjadi penggerak ekonomi warga setempat.

Selamat ya Mas, menang nih sudah kita dapatkan poin tertinggi. perkutut yang namanya Sakra dan pastinya dia sudah siap banget untuk ikut perlombaan nanti. salah satu daerah penghasil burung perkutut yang sudah lama tersohor adalah Desa pelang Lor Kabupaten Ngawi, bukan hanya sebagai hasil budidaya saja melainkan juga dilatih menjadi bibit unggul sebelum dijual keluar daerah.

Wah ini saya lagi berjalan di sekitar kamu perkutut dan unik sekali ya, karena di setiap rumahnya di depan depan rumah itu tergantung perkutut dengan kandangnya dan biasanya tuh pemilih perkutut rata-rata punya 50 ekor sampai ribuan.

Demikian ulasan perlombaan perkutut dan sejarah kampung perkutut di Ngawi ya sobat petualang. sampai ketemu kembali di jejak petualang berikutnya.

Leave a Comment